VairusBacktery

PERSONAL BLOG YUDHIE

Presentasi Etika Dan Profesionalisme TSI

Artikel Tentang UU ITE 2008 Dan UU Telekomunikasi NO 36

Karakteristik / Kriteria Manager Proyek

Mengelola sebuah proyek bukan hanya berbicara teknis dan organisatoris. Manajemen Proyek merupakan pengelolaan sumbar daya manusia. Komunikasi dan teamworking yang buruk, kurangnya dukungan manajemen atau buruknya perencanaan merupakan alasan utama kegagalan. Kemampuan yang dapat menentukan kesuksesan dari sebuah proyek tergantung dari kemampuan untuk mengelola intangible skills yang lebih. Kesuksesan sebuah proyek tergantung dari siapa yang mengelolanya. Dengan demikian diperlukan seorang manajer yang dapat bekerja aktif, dinamis dan efektif.
Tuntutan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan manajemen proyek bagi para manajer akan meningkat di masa datang. Untuk itu, para manajer perlu memahami dan mengantisipasi peran apa yang akan dilakukan dalam masa mendatang. Peran tersebut sangat tergantung pada level manajemen proyek yang akan dijalaninya, yang pada gilirannya akan menuntut tingkat kompetensi yang berbeda. Pemahaman terhadap ruang lingkup tugas dan tanggung jawab dari masing masing level manajemen proyek akan sangat membantu para manajer dalam memilih jenis pengetahuan dan keterampilan yang harus segera dikuasainya. Karena peran dari seorang manajer proyek akan dimulai dari beberapa entry point yang berbeda dalam sebuah siklus proyek. Beberapa mungkin akan terlibat dalam penanganan pembentukan tim, negosiasi kontrak, atau menyeleksi proyek. Terlepas dari itu semua manajer proyek akan menangani semua hal yang berkaitan dengan proyek yang dipegangnya. Begitu pentingnya factor human capital dalam kesuksesan sebuah proyek, paper ini akan membahas beberapa karakteristik seorang manajer proyek yang efektif termasuk di dalamnya kemampuan-kemampuan apa saja yang harus dikuasainya
  • MENGELOLA DAN MEMIMPIN PROYEK
Seorang manajer proyek bertugas mengimplementasikan rencana proyek dan pelaksanaannya, selain itu juga mereka bertanggung jawab untuk membina hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat baik dalam struktur horizontal maupun vertical. Jika terjadi hal yang tidak diharapkan, manajer proyek langsung menjaga dan mengantisipasi agar proyek berjalan sesuai rencana. Adakalanya mereka harus keluar jalur untuk melakukan inovasi untuk merespon peluang dan ancaman yang tak terduga (Grey&Larson, 2006). Oleh karena itu, seorang manajer proyek harus mampu mengelola perubahan dalam hal sumber daya, manusia maupun lingkungan. Selain itu manajer proyek juga bertugas untuk menintegrasikan sumber daya sesuai dengan posisi dan jadwal yang sudah dibuat dalam perencanaan. Akan tetapi, menjadi seorang pengelola yang sukses juga harus menjadi seorang pemimpin. Banyak pengalaman berharga dari proyek-proyek sukses bahwa leadership sangat berperan dalam hal pengelolaan. Dimana kepemimpinan akan memiliki pengaruh dalam mengarahkan timnya, maupun menjalin hubungan dengan pihak luar yang terlibat didalamnya. Karena sebuah proyek akan selalu berkaitan dengan berbagai pihak, entah itu klien, anggota tim, supplier, dan sebagainya. Kepemimpinan ini juga akan dapat mengatasi hal-hal ketidakpastian yang dihadapi sebuah proyek.
Secara umum, manajer proyek akan bekerja dalam tekanan. Mereka akan berhadapan dengan manajemen prioritas baik dari segi kegiatan ataupun dari segi hubungan, demikian juga ketika terjadi suatu konflik di dalamnya yang harus diselesaikan agar tidak menganggu jalannya proyek. Karena itu dibutuhkan stamina yang kuat, manajemen emosi yang baik, dan kejernihan dalam berpikir secara mendalam dan cemerlang untuk menemukan solusi terbaik dari alternative solusi yang ditawarkan oleh tim proyek. Ada kalanya seorang manajer proyek menjadi pemimpin dan sebaliknya, oleh karena itu manajer proyek harus mampu membedakan mana yang akan dipimpin dan mana yang akan dikelola dan juga akan lebih baik jika menggabungkan keduanya. Ada perbandingan di antara keduanya jika ingin ditelaah lebih dalam; managers do things right, leaders do the right things (Tjiptono&Diana, 2003). Maksudnya adalah untuk posisi manajer, usaha untuk melakukan sesuatu dengan benar ditekankan, akan tetapi bagi seorang pemimpin, melakukan sesuatu yang benar dari beberapa alternatif itulah yang diwajibkan.
  • KRITERIA MANAJER PROYEK YANG EFEKTIF
Nobody’s Perfect, kata ini memang menunjukkan sebuah realitas. Bagaimanapun tuntutan kesempurnaan kerja seorang manajer proyek yang efektif tidak dapat seratus persen terwujud. Akan tetapi ada beberapa criteria dan usaha pendekatan ke arah sana. Grey&Larson (2006) mendeskripsikan beberapa indicator, ciri dan kualitas seorang manajer proyek yang efektif. Beberapa kontradiksi yang dihadapkan oleh manajer proyek antara lain:
a. Inovasi dan Menjaga Stabilitas
b. Menetapkan gambaran dan terlibat langsung di lapangan
c. Mendorong individu tetapi juga menekan tim
d. Campur tangan atau tidak
e. Fleksibel tapi ketat
f. Loyalitas tim dan loyalitas organisasi
Kontradiksi ini memerlukan kecakapan khusus bagi manajer proyek untuk mengambil posisi mereka dan menempatkan keputusan sesuai dengan keadaan. Terpaku pada suatu prinsip yang ketat tidak akan menyelesaikan masalah, karena manajer proyek tidak bekerja sendiri. Dalam buku yang sama Grey&Larson (2006) juga menggambarkan ciri-ciri dari seorang manajer proyek yang efektif. Diantaranya adalah:
1. Pemikir Sistem, kemampuan dalam berpikir untuk mengelola interaksi antar komponen dan sumber daya proyek yang berbeda-beda, karena tidak bisa dikatakan efektif apabila penyelesaian masalah hanya secara parsial. Hal ini akan mempersulit sang manajer untuk mengambil keputusan.
2. Integritas Pribadi, membangun dan meningkatkan kemampuan diri menjadi sangat penting dilakukan terlebih dahulu sebelum meningkatkan kemampuan anggota tim.
3. Proaktif, bedakan dengan reaktif. Para manajer proyek dituntut tidak hanya akan melihat peristiwa yang telah terjadi (reaktif), akan tetapi juga selalu meneropong masa depan dan berjuang keras menemukan masa depan proyek (Kartajaya, 2003)
4. Toleransi yang tinggi terhadap Stress, mengingat proyek merupakan hal yang rumit dan kompleks, pasti akan menimbulkan tekanan terhadap orang yang bebankan tanggungjawab kepadanya. Manajer proyek harus mampu mengelola kondisi psikologis mereka agar dapat bertahan dalam tekanan.
5. Perspektif Bisnis Umum, seorang manajer proyek harus memahami dasar-dasar bisnis dari disiplin teknis yang berbeda-beda sebagai kerja antar fungsional.
6. Komunikator yang baik, telah dijelaskan sebelumnya.
7. Manajemen waktu yang efektif, telah dijelaskan sebelumnya.
8. Politikus Mahir, strategi dalam menghadapi banyak orang dan mendapatkan dukungan dari semua pihak merupakan cirri penting manajer proyek yang sukses.
9. Optimis, Slater (1999) dalam bukunya Saving Big Blue mengatakan “Anda dalam kesulitan Besar jika Menganggap anda Sudah Selesai”. Maksud dari kata-kata ini ialah, masalah-masalah yang sudah diselesaikan tidak bisa kita lepas begitu saja, karena pada nantinya kan bermunculan masalah-masalah baru di dalam pelaksanaan proyek. Kepercayaan diri terhadap proyek, mampu membuat seorang manajer proyek melakukan inovasi dan mengubah strategi proyek ke arah yang lebih baik tanpa meninggalkan perencanaan yang telah ditetapkan.

  • BERFIKIR EFEKTIF TENTANG PERUBAHAN

  • Telah dipaparkan sebelumnya pada poin pertama ciri manajer proyek yang efektif adalah seorang pemikir system. Berbicara tentang kemampuan berpikir, An-Nabhani (2003) memaparkan bahwa salah satu aktivitas berfikir yang sangat penting adalah berfikir mengenai perubahan. Berfikir tentang perubahan tidak akan disukai oleh orang-orang yang lemah dan tidak dapat diterima oleh orang-orang yang malas. Ada kalanya seorang manajer proyek akan dituntut untuk berpikir keras untuk menciptakan kejutan atau perubahan proyek ke arah yang positif jika dihadapkan dengan masalah-masalah yang tidak diharapkan, misalnya terjadinya kendala atau macetnya subsistem sebuah konstruksi pada saat proyek berjalan. Sang manajer harus siap untuk memutar otak untuk merencanakan alternative solusi yang efektif, dan ini membutuhkan waktu yang sangat kritis. Beberapa prinsip manajemen memaparkan bahwa manajemen yang baik adalah menjaga tradisi atau budaya organisasi (Manulang, 2004). Hal ini menjadi kontradiktif dengan berfikir tentang perubahan. Organisasi atau tim yang telah terdominasi oleh tradisi, pasti akan memandang bahwa berpikir tentang perubahan akan menimbulkan bahaya atas mereka, selain itu, tentu saja berfikir untuk berubah akan dimusuhi oleh segolongan orang-orang konservatif (An-Nabhani, 2003). Perubahan yang diinginkan oleh pemikiran sang manajer proyek mungkin akan menimbulkan konflik dan pertentangan dengan pihak lain, termasuk timnya sendiri ataupun manajemen atas. Ada kalanya manajer proyek harus mengubah cara dengan metode-metode tertentu atau bahkan harus merubah hal yang prinsipil dan asasi karena dihadapkan fakta yang tidak sesuai dengan yang diharapkan ataupun untuk melakukan suatu inovasi demi meraih keunggulan bersaing. Oleh karena itu aktivitas berpikir ini dapat mengundang resiko bagi si manajer proyek selaku pembuat keputusan. Disinilah letak keharusan bagi manajer proyek untuk memiliki kemampuan Risk Management atau Manajemen Resiko.
  • Slater (1999) membahas tentang strategi perombakan yang dilakukan oleh IBM dalam proyek besarnya untuk mengubah kondisi perusahaan yang sedang terpuruk. Lou Gerstner, selaku CEO IBM pada saat itu berfikir untuk mengalihkan penekanan IBM dari mainframe dan minicomputer ke proyek yang menjanjikan seperti networking, software dan jasa. Akhirnya dengan perubahan arah produk ini, IBM mampu membangkitkan diri dan mengumumkan pemasukan sebesar 70 miliyar USD dalam waktu singkat yang sempat mengagetkan para pakar. Keberanian mengambil resiko dalam pengambilan keputusan oleh sang pemimpin ini akhirnya mampu membawa IBM ke posisi yang menguntungkan

    (Sumb:http://industrialengineer.multiply.com/journal/item/ /KARAKTERISTIK_MANAJER_PROYEK_YANG_EFEKTIF)
    Bookmark and Share






    <!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4